Laki - laki tanpa uang? " Silahkan antri di tempat sampah "
Laki-Laki Tanpa Uang? Silakan Antri di Tempat Sampah — Satir Materialisme 4.0
“Cinta itu buta, tapi rekening tabungan punya penglihatan 20/20.”
— Seseorang di kolom komentar TikTok.
1. Selamat Datang di Reality Show “Pacari yang Kaya”
Lampu sorot menyala. Musik dramatis berkumandang. Di panggung, para lelaki dipajang lengkap dengan label harga:
- Rp0 – Rp500 ribu/bulan: “Mohon maaf, dermawan tidak harus sejauh itu.”
- Rp500 ribu – Rp3 juta/bulan: “Teman nonton diskonan.”
- Rp3 – Rp10 juta/bulan: “Calon suami potensial, silakan swipe right.”
- >Rp10 juta/bulan: Jackpot! Sirene cinta berdentang.
2. Tutorial Kilat: Cara Jadi Sampah yang Disukai
- Tetap Kosongkan Dompet. Lalu beredarlah di mal, pandang etalase sambil berkata, “Wah, lucu ya… kalau gratis.”
- Tawarkan Cinta Sejati, Bukan Voucher Makan. Berkata tulus: “Aku tak punya apa-apa selain ketulusan.”
- Ucapkan Kata Sandi Rahasia: “Sayang, kita nabung yuk, mulai dari nol.” Sistem akan membalas:
Error 404: Kesetiaan Not Found.
3. Aplikasi Penghitung Harga Diri (Versi Beta)
IF (gaji < UMR) THEN harga_diri = “Receh” ELSE harga_diri = “Premium”
Update terbaru: patch “Cicilan Rumah” menambah 20% buff karisma. Skin “Mobil Kredit” +15 poin kegantengan. Bug “Kerja Keras” masih belum menarik perhatian, dev-nya sibuk lembur supaya bisa beli susu formula harapan masa depan.
4. Plot Twist: Perempuan Juga Korban Algoritma
Di balik tuntutan “harus mapan”, sering ada ketakutan nyata:
- Harga cabe rawit naik sprint mengalahkan speed MotoGP.
- Kuota jaga orang tua, uang sekolah adik, cicilan skincare demi standar kerja kantoran.
Maka lahirlah mantra klasik: “Cari yang stabil, Nak.” Sayangnya, stabil di sini jarang diukur dari kesehatan mental atau etika; melainkan slip gaji yang bisa difotokopi.
5. Kabar Gembira dari Tempat Sampah
Uang bisa hilang semalam—saham rontok, toko tutup, panen gagal. Tapi karakter? Kalau sudah rongsok dari awal, dompet setebal atlas pun takkan menambal bau busuknya.
Jadi saat kau, wahai lelaki berdompet tipis, duduk termenung di “TPS (Tempat Pembuangan Sementara) Nilai Diri”, ingatlah: banyak “sampah” yang akhirnya didaur ulang jadi mahakarya. Bukankah berlian juga berasal dari karbon tertekan?
6. Epilog: Kontrak atau Cinta?
Silakan pilih ending:
- Versi Kontrak: “Aku menyediakan biaya hidup; kau menyediakan validasi sosial. Deal?”
- Versi Cinta: “Kita sama-sama berjuang; kalau jatuh, bangun bareng.”
Yang satu mungkin menjamin feed Instagram glamor. Yang lain—siapa tahu—menghasilkan kisah yang layak diceritakan cucu.
Catatan Penutup:
Tidak semua perempuan memuja saldo, sama seperti tidak semua lelaki merasa berharga hanya karena uang. Tapi kalau kita terus-terusan menilai orang lewat nominal, jangan kaget bila hubungan kian mirip struk belanja: sekali transaksi, sekali pakai, lalu buang.
Komentar
Posting Komentar